Sejarah sistem moneter internasional
Penentuan awal dimulainya sistem moneter internasional memang terdapat perbedaan
diantara para penulis.
Gost, Gulde da Wolf (2002) mengelompokkan sejarah sistem moneter
internasional atas enam periode yaitu:
Periode standar emas (Gold Standard)
Periode dismal (Dismal Period)
Periode standar tukar emas (Gold Exchange Standard)
Periode nasionalisme moneter (Monetary Nasionalism)
Periode sistem Bretton Woods (Bretton Woods Sistem)
Periode Setelah Bretton Woods (Post-Bretton Woods Period)
Namun penulis lain (Copeland, 1989) mengelompokkan berbagai periode sistem moneter
internasional dalam empat periode, yaitu:
Periode standar emas (Gold Standar)
Periode sistem Bretton Woods (Bretton Woods sistem)
Periode setelah Bretton Woods (Post-Bretton Woods Period)
Berikut ini akan dipaparkan periodesasi sistem moneter internasional menurut Copeland.
Pendapat Copeland dipilih karena lebih sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca.
1. Periode standar standar emas, 1870 – 1914
Muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan
emas. Karena perkembangan industri dan perdagangan dunia yang berkembang pada abad 19
serta diperkuat dengan ditemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika, maka sistem standar
emas dipakai oleh banyak negara hingga Perang Dunia I.
2.Sistem ini sangat penting bagi
sebuah negara untuk mempertahankan cadangan emas yang cukup untuk mendukung nilai mata
uangnya. Sistem ini juga memiliki efek secara implisit membatasi nilai tukar dimana masing-
masing negara dapat memperluas cadangan uangnya.
Standar emas berfungsi cukup baik sampai meletusnya perang dunia I mengiterupsi aliran
perdagangan dan pergerakan emas secara bebas. Ini menyebabkan negara-negaradagang utama
menghentikan operasi standar emas.
3. Periode sistem Bretton Woods, 1944 – 1973
Dalam perjanjian Bretton Woods terbentuk dua badan internasional, yaitu International Bank for
Recontruction and Development, yang sekarang dikenal dengan Bank Dunia dan Dana Moneter
Internasional. Sistem kurs valuta asing yang dipakai semula adalah kurs tetap dan tidak
memperbolehkan negara anggota melakukan pengawasan devisa (exchange control) kecuali
mengalami krisis moneter atau defisit neraca pembayaran yang hebat.
Pada masa tersebut dolar merupakan mata uang yang sangat penting dalam lalu lintas pembayaran internasional.
4. Periode Setelah Bretton Woods, 1973 – saat ini
Sejak tahun 1973, sistem moneter internasional merupakan campuran antara kurs tetap dengan
kurs berubah-ubah. Secara umum,dolar makin kurang stabil dan melemah sedikit dalam jangka
panjang. Dilain pihak , Yen Jepang dan Mark Jerman telah menguat. Mata uang dinegara yang
baru berkembang amat sangat tidak stabil dan pada umumnya melemah. Mata uang beberapa
negara besar berfluktuasi tergantung dari permintaan dan penawaran, dan seringkali penguasa
moneter negara tersebut melakukan campur tangan di pasar valuta asing untuk mengurangi
fluktuasi kurs yang berlebihan.
Cara
Melakukan Transaksi Internasional
Adapun cara untuk melakukan
pembayaran internasional yang timbul akibat perdagangan dan peminjaman
internasional antara lain sebagai berikut:
a. pembayaran dengan surat wesel dagang
(Commercial Bill of Exchange atau Commercial draft atau Trade Bill)
a. Surat
wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara eksportir menarik
surat wesel atas importir sejumlah harga barang-barang beserta biaya-biaya
pengirimannya.
Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen-dokumen
berupa:
- faktur (invoice),
- konosemen atau surat muatan (bill of
lading),
- daftar isi barang (packing list),
- surat keterangan asal barang (certificate
of origin),
- surat keterangan pabean,
- surat asuransi (insurence).
Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan
dalam lalu lintas pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila
eksportir membutuhkan uang sebelum jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya kepada
pihak lain, yang kelak akan menukarkannya kepada importir setelah wesel itu
jatuh tempo.
b.
Kompensasi pribadi
kompensasi pribadi adalah adalahcara
pembayaran dengan mengalihkan penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk
dalam satu negara tempat penduduk tersebut tinggal.
Cara pembayaran ini
digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak
lagi digunakan dalam perdagangan internasional.
c.
Pembayaran tunai
Pembayaran tunai atau
pembayaran di muka adalah pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan uang
tunai atau cek, yang dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan atau menunggu
diterimanya kabar bahwa barang yang telah dipesan dikapalkan oleh eksportir.
Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar.
d.
Pembayaran dengan letter of kredit
Letter of credit atau
commercial letter of credit adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas
permintaan pembelian sejumlah barang di mana bank sendiri yang mengakseptir
(menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik oleh eksportir.
Transaksi yang
menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:
- L/C biasa,
artinya L/C dimana seorang importir bisa langsung membayar
sesuai dengan harga
barang melalui bank yang ditunjuk
- Merchant L/C,
artinya L/C dimana seorang importir dapat memasukkan
barang terlebih dahulu
dengan melakukan pembayaran sebagian, sedangkan sisanya dibayar kemudian.
- Indutrial L/C,
artinya impor banang-barang industri atau barang modal
secara cepat dan tidak
dipakai untuk barang konsumsi.
- Red Clause L/C,
artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada
Advising Bank (bank yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran
sebagian dari jumlah L/C kepada eksportin sebelum mengapalkan
barang-barang ekspor.
- Usance L/C, artinya
L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan
tenggang waktu tertentu,
misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan
dokumen.
e. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)
Pembayaran kemudian atau
rekening terbuka adalah cara membiayai transaksi perdagangan internasional di
mana eksportir mengirimkan barang kepada importir tanpa adanya dokumen-dokumen
untuk meminta pembayaran. Pembayaran dilakukan setelah barang laku dijual atau
satu sampai dengan tiga bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai dengan
penjanjian yang disepakati bersama. Sistem ini sangat membantu pengimpor
melakukan transaksi perdagangan, akan tetapi berisiko besar bagi pengekspor.
f. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consign 4311`ment)
Pembayararan
secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim sudah terjual
seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan kepada orang yang telah
dikenal dengan baik. Jadi, barang yang akan dijual merupakan barang titipan
untuk jangka waktu tertentu dan pembayaran dengan termin waktu. Untuk
memperkecil risiko penjual, sebaiknya menggunakan jasa bank dalam pengiriman
dokumen penagihan dan bonded warehouse untuk penitipan barangnya.
Apabila barang sudah terjual, pembeli membayar kepada bank sejumlah uang atas
nilai barang dan sebagai gantinya bank akan menyerahkan delivery instruction
kepada bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.
Kelemahan Sistem Moneter Internasional
Ketika sistem moneter
internasional dikaitkan dengan emas, yang pada akhirnya menyebabkan saling
ketergantungan di antara sistem mata uang sehingga menjadi jangkar bagi nilai
tukar yang tetap (fixed exchange rate) dan menstabilkan inflasi. Ketika sistem
Gold Standard hancur, fungsi yang bernilai ini tidak bertahan lama dan dunia
terjebak dalam rezim inflasi yang terus menerus. Sistem moneter internasional
saat ini tidak mengatur interdepensi (saling mengait) antara berbagai mata uang
dan juga tidak menstabilkan harga. Alih-alih mengandalkan keseimbangan yang
dihasilkan secara otomatis, AS terpaksa harus "menampar" mitra
dagangnya yang mengancam layaknya musuh. Setelah revolusi di Eropa Timur dan
hancurnya komunisme, kita tiba-tiba memiliki 10 negara baru yang masuk dalam
sistem moneter internasional, (pecahan Uni Soviet) seluruhnya dengan mata uang
yang baru atau kebutuhan baru terhadap kebijakan mata uangnya. Sistem moneter
seperti apa yang seharusnya Michel Camdessus (Managing Director IMF saat itu)
rekomendasikan kepada negeri-negeri baru itu? Jawabannya akan menjadi nyata
sebelum tahun 1971 masing-masing negara
itu mesti menstabilkan mata uangnya terhadap Dollar AS atau terhadap salah satu
mata uang yang stabil yang berhadapan dengan Dollar AS yang dikaitkan dengan
emas.
Memperbaiki nilai tukar
terhadap blok Dollar yang meliputi hampir seluruh ekonomi dunia, telah memberi
negara-negara transisi baru yang relatif memiliki tingkat harga yang stabil di
antara negara-negara barat. Sekarang saya ingin menunjukkan kontribusi amat
penting oleh IMF di antara awal pendiriannya tahun 1946 dan 1971. Pada awal
pendiriannya IMF memberi negara-negara sebuah filosofi manajemen makro ekonomik
yang logis berdasarkan nilai tukar tetap atau terkendali (fixed exchange rate).
Kesepakatan yang luar biasa ini sekarang diserahkan kepada para pemimpin
moneter domestik. Untuk meyakinkan, sebuah negara dapat memperbaiki mata
uangnya terhadap salah satu mata uang utama seperti Dollar AS. Pada praktiknya,
kebijakan seperti itu memerlukan aksi dari kepemimpinan yang kuat; rencana
stabilisasi (inflasi) melibatkan nilai tukar tetap yang diterapkan di Argentina
oleh Domingo Cavallo yang menggambarkan betapa jarang kualitas pemimpin
sepertinya.
Dalam periode nilai
tukar tetap sebelum 1971, kepemimpinan yang kuat tidak diperlukan sebab ada
sebuah sistem dimana mayoritas negara mematuhinya dan IMF memiliki seperangkat
aspek teknis untuk menerapkannya. Namun setelah tahun 1971 IMF kehilangan
sentuhan tersebut ketika beralih dari nilai tukar tetap (terhadap emas) sebelum
1971 menjadi nilai tukar mengambang setelah 1971 dan khususnya setelah 1973,
tahun dimana sistem moneter internasional membatalkan nilai tukar tetap beralih
ke nilai tukar mengambang.
IMF
kemudian bergeser tugasnya sebagai pusat sistem moneter internasional menjadi peran
baru sebagai konsultan makroekonomi khusus dan pengawas utang (bahkan broker
utang-pent), fungsi yang sebenarnya bisa diperankan dengan baik oleh konsultan
swasta. Ketika tantangan dari negara-negara transisi muncul, IMF tidak memiliki
sistem yang saling mengait untuk stabilitas moneter untuk menawarkan sistem
yang baik dan hampir tanpa pengeculian seringkali konsep yang ditawarkan
serampangan. Kegagalan negara transisi dibuktikan dengan fakta bahwa tidak
satupun dari negara-negara tersebut di akhir 1996, mampu melampaui tingkat
pendapatan sejak masa transisi bermula, dan hanya dengan satu atau dua
pengecualian, inflasi kembali mencapai 2 digit. Perbaikan sejak akhir perang
dingin sejauh ini lebih memburuk dibanding perbaikan di akhir sebagian besar perang
dunia (I dan II) yang amat menghancurkan.
Sistem
moneter internasional yang absolut di dunia saat ini tidaklah ada. Setiap
negara memiliki sistemnya sendiri. Kebanyakan orang tidak mengerti bagaimana
tidak biasanya (unusual) sistem ini. Selama ribuan tahun negara-negara telah
mematok mata uang mereka terhadap salah satu logam mulia (emas atau perak) atau
terhadap mata uang lain. Tetapi dalam seperempat abad terakhir sejak sistem
moneter internasional (bretton woods) hancur, negara-negara mengadopsi sistem
moneternya sendiri, fen omena yang tidak memiliki contoh sejarah dalam
kerjasama antar negara yang dikenal sebagai sistem moneter internasional. Para
ekonom mengetahui bahwa ketergantungan diantara sistem moneter internasional
didukung oleh fakta bahwa keseimbangan neraca pembayaran (suatu negara) saling
berhubungan satu sama lain. Apabila satu negara memiliki neraca perdagangan
yang surplus maka negara-negara lain memiliki neraca perdagangan yang defisit.
Jadi suatu negara bergerak menuju surplus atau defisit yang secara otomatis
berpengaruh terhadap negara lain. Ini memiliki pengaruh di dalam sistem nilai
tukar mata uang. Di dalam sebuah dunia dari n negara dengan n mata uang, ada
n-1 nilai tukar yang independen. Setiap negara tidak dapat menetapkan nilai
tukarnya. Akan ada banyak nilai tukar tetap di antara negara-negara. Ada satu
derajat bebas (degree of freedom), yang membiarkan kenaikan terhadap apa yang
para ekonom menyebutnya dengan (redundancy problem) masalah kelebihan . Aturan
dimana tambahan derajat kebebasan untuk memelihara kestabilan harga, atau dalam
kasus standar emas (gold standard) adalah memelihara atau menstabilkan harga
emas.
Di atas kertas, pengumpulan data hampir
200 negara dengan mata uang tunggal dan nilai tukar mengambang akan menunjukkan
hasil berupa kebingungan yang luar biasa. Dalam prakteknya, bagaimanapun juga,
sistem ini tidaklah begitu buruk. Ada hubungan yang penting dalam struktur
finansial dunia berkenaan dengan konfigurasi kekuatan dalam ekonomi dunia dan
aturan khusus yang dijalankan oleh mata uang negara AS. Ketika suatu negara
memiliki supereconomy, mata uangnya seringkali memenuhi banyak fungsi dari
sebuah mata uang internasional, sebuah judul yang kita coba berangkat dari
sini.
1. Negara
yang Mengalami Kepailitan
Pada
tahun 1970-an adalah waktu yang baik bagi bank untuk memberikan pinjaman kepada
negara berkembang. Kondisi saat itu menggambarkan seakan negara tidak akan
mengalami kepailitan. Kenyataan memperlihatkan “ sovereign debt ” (utang
pemerintah negara berdaulat) menghantam bisnis internasional. Beberapa negara
berkembang ternyata tidak mampu mengembalikan utangnya bahkan bunganya pun
tidak terbayar. Krisis “ sovereign debt ” terjadi di Polandia pada tahun 1981,
sedangkan di Meksiko, Brazilia dan Argentina terjadi tahun 1982. Penyebab
bertambahnya utang negara berkembang yaitu melonjaknya harga minyak. Pada tahun
1973 – 1974 harga minyak mengalami kenaikan 4 kali lipat dan tahun 1979 – 1980
dinaikkan lagi 2 kali lipat. Kenaikan harga minyak ini mendorong meningkatnya
inflasi yang kemudian ditambah lagi dengan terjadinya resesi dunia. Sementara
itu, komoditi ekspor non migas negara berkembang menurun, sehingga menggoncang
perekonomian dan kemampuan untuk membayar utang.
Tahun 1979 – 1980 harga
minyak mulai naik lagi. Akan tetapi kenaikan harga tersebut diikuti dengan
kenaikan suku bunga yang berpengaruh pada suku bunga pinjaman baru maupun sisa
pinjaman yang pada umumnya digunakan suku bunga variabel. Negara berkembang
menanggung biaya bunga sebesar AS$ 2,5 milliar/tahun untuk setiap kenaikan 1
persen suku bunga pinjaman AS$. Hal ini mengakibatkan naiknya nilai mata uang
AS$. Negara berkembang pada umumnya meminjam uang dalam bentuk AS$ sehingga
setiap kenaikan nilai mata uang AS$ menambah beban. Beban tersebut menjadi lebih
berat karena pembayaran komoditi ekspor diterima dalam berbagai mata uang lain
yang digunakan untuk membayar utang dalam AS $.
Halo! Selamat Siang,
ReplyDeletePerkenalkan sebelumnya, saya Elfira, dari Department Kemitraan Instaforex Company.
Kami ingin menawarkan kerjasama program afiliasi yang memungkinkan Anda mendapatkan $ 15-53 dari setiap lot pasar standar pelanggan Anda.
Jika Anda tertarik, silahkan hubungi saya dan saya akan memberikan rincian.
InstaForex memberikan semua mitra dengan peluang berikut:
- SUB-IB Program - menarik mitra dan mendapatkan komisi dari klien sub IB anda;
- jangkauan terluas materi promosi;
- konten gratis untuk situs web Anda;
- Statistik link referral canggih dalam Kabinet Mitra Anda;
- website siap pakai bebas untuk kenyamanan Anda;
- bonus kupon untuk mendorong pedagang;
- kampanye - "$ 500 Afiliasi Reward!";
- hadiah untuk mitra: undian dari gadget mobile (iPad, iPhone, Blackberry, atau Samsung Galaxy Tab);
- berbagai pilihan sistem pembayaran untuk account pengisian dan penarikan dana;
- dukungan dan pendekatan individu untuk setiap mitra.
Menjadi afiliasi sekarang dan mendapatkan materi informasi untuk situs web Anda dengan link afiliasi terintegrasi!
Kami akan senang untuk membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan Anda.
Terima kasih atas perhatian yang diberikan, jika ada pertanyaan atau sudah melakukan pendaftaran, silahkan hubungi saya kembali.
Salam,
Elfira
Email:
partners@mail4.instaforex.com