-scale=1.0,minimum-scale=1.0,maximum-scale=1.0" : "width=1100"' name='viewport'/> Artikel Ekonomi: EKONOMI PEMASARAN

Saturday, February 6, 2016

EKONOMI PEMASARAN

PEMASARAN
Strategi Pemilihan Pasar. Seleksi pasar menentukan pasar mana yang akan dimasuki dengan strategi yang bagaimana. Negara dengan mata uang yang menguat merupakan target yang cukup menarik dimasuki karena harga menjadi relatif lebih mahal dibandingkan harga produk impor.
Manajer biosa melakukan segmentasi pasar untuk mengurangi sebsitivitas pasar terhadao perubahan harga. Perubahan kurs terutama akan menybabkan daya saing harga akan berubah.
STRATEGI BAURAN PASAR
1.    Produk. Untuk menghindari sensitivitas pasar terhadap harga, perusahaan bisa mengembangkan lini produk yang lebih beragam., tidak hanya tergantung pada produk yang menggunakan harga sebagai alat persaingan. Lini produk yang semakin berkembang biasanya mengikuti target yang semakin berkembang. Pasar target diharapkan merupakan target yang tidak begitu sensitif terhadap perubahan harga.
            Jika mata uang suatu negara melemah, situasi tersebut merupakan kesempatan baik untuk menembus pasar ekspor, dan sekaligus memperkuat lini produk yang mempunyai sensitivitas harga yang tinggi di dalam negeri. Lini produk yang ditujukan kepada kelas menengah ke bawah merupakan kandidat yang bisa dikembangkan dalam situasi tersebut. Lini produk yang semakin lengkap juga akan menguntungkan karena perusahaan akan semakin kuat melindungi diri dari pesaing. Jika ada ini produk yang belum diisi, pesaing bisa memasuki lowongan tersebut dan kemudian menggunakannya sebagai basis untuk menghadapi lini produk lainnya di masa mendatang.
            Untuk mengembangkan produk, kegiatan riset dan pengembangan marupakan bagian penting. Inovasi produk yang terus-menerus bisa mendorong munculnya produk baru, yang sekaligus memperkuat daya saing perusahaan, dan mengurangi sensitivitas harga pada pasar yang dihadapi oleh perusahaan.
            Peluncuran produk juga bisa memanfaatkan perubahan kurs untuki memperoleh hasil yang lebih baik. Jika mata uang suatu negara diperkirakan akan menguat, maka peluncuran produk ke negara tersebut bisa dipercepat. Sebaliknya, jika mata uang suatu negara diperkirakajn akan melemah, peluncuran produk sebaiknya ditunda atau diperlambat. Pada situasi pertama, perusahaan memperoleh keuntungan karena daya saing harga semakin meningkat, sedangkan pada situasi kedua daya saing harga akan semakin menurun.
2.        Harga. Jika kurs berubah, ada dua tujuan yang tidak selalu konsisten: pangsa pasar dan marjin keuntungan (profit margin). Jika mata uang negara mengalami devaluasi/depresiasi, produk yang dihasilkan oleh perusahaan di negara tersebut akan relative menjadi murah. Perusahaan mempunyai dua pilihan:
a.    Harga berubah. Jika terjadi depresiasi mata uang suatu negara, biaya barang impor akan naik, dan kemungkinan harga barang impor akan ikut naik.
b.    Harga tetap. Jika harga tidak berubah, perusahaan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasar. Tetapi strategi tersebut tidak akan meningkatkan marjin keuntungan.
            Strategi yang sebaliknya akan dilakukan jika mata uang suatu negara mengalami apresiasi. Perusahaan asing, dalam situasi tersebut, bisa menurunkan harga untuk menjaga pangsa pasar. Tetapi biaya yang dihadapi adalah menurunnya marjin keuntungan, bahkan bisa rugi khususnya dalam jangka pendek. Di lain pihak perusahaan asing bisa menaikkan harga untuk mengimbangi kanaikan harga input yang didatangkan dari luar. Strategi semacam ini bisa mempertahankan marjin keuntungan. Tetapi pangsa pasar bisa berkurang. Sekali pelanggan pindah ke produk lain, dan puas dengan produk tersebut, maka akan kecil kemungkinan bagi pelanggan tersebut untuk kembali ke produk perusahaan.
            Keputusan apakah akan mengubah harga atau tidak mengubah harga akan tergantung dari beberapa factor: elastisitas permintaan, skala ekonomi, apakah perubahan kurs permanen atau tidak. Jika elastisitas harga dari permintaan barang cukup tinggi, maka kenaikan harga akan mengakibatkan hilangnya pangsa pasar yang cukup berarti. Situasi semacam itu tidak menguntungkan, sehingga perusahaan cenderung menahan harga atau menurunkan harga. Perusahaan akan berpikir beberapa kali untuk menaikkan harga. Situasi semacam itu akan dihadapi perusahaan jika mata uang dinegara tersebut mengalami apresiasi atau revaluasi.
            Jika elastisitas harga tidak terlalu tinggi, perusahaan bisa menaikkan harga untuk menjaga marjin keuntungannya. Pangsa pasar tidak akan berkurang secara berarti dalam situasi semacam ini. Penurunan harga jugatidak terlalu menguntungkan, karena pangsa pasar tidak akan banyak berubah.
            Jika ada skala ekonomi, perusahaan akan lebih baik menurunkan harga untuk mendorong permintaaan lebih banyak. Semakin besar output yang dihasilkan, semakin rendah biaya per unit yang terjadi. Harga yang rendah akan diimbangi oleh biaya yang rendah, yang berarti marjin keuntungan akan bisa dipertahankan. Tetapi kunci dalam situasi semacam ini adalah permintaan yang semakin besar. Jika skala ekonomi tidak ada, maka strategi yang sebaliknya yang bisa dilakukan.
            Jika perusahaan melakukan perubahan harga mengikuti perubahan kurs, masalah yang perlu diperlukan adalah seberapa sering perusahaan akan melakukan perubahan harga. Perubahan yang terlalu sering akan mengacaukan perhitungan untung/ rugi yang dilakukan oleh distributor. Perubahan yang terlalu sering barangkali juga akan mengakibatkan ketidakkonsistenan dengan strategi perusahaan, yang tidak gampang diubah-ubah. Sebaliknya, tanpa melakukan perubahan apapun setelah ada perubahan kurs nampaknya juga bukan merupakan pilihan yang terbaik. Dengan demikian ada trade off antara melakukan perubahan yang sering dengan melakukan perubahan yang jarang.
3.        Promosi. Untuk menghadapi perubahan kurs, promosi dilakukan konsisten dengan strategi produk atau harga.
4.        Distribusi. Strategi distribusi mengikuti strategi pasar dan produk seperti yang telah dibicarakan di muka.
    PRODUKSI
            Komposisi input. Salah satu perubahan yang ringan sebagai akibat. Perubahan kurs adalah mengubah komposisi input. Perusahaan multinasional mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam hal ini. Perusahaan bisa menggunakan input lebih banyak dari negara dengan mata uang yang mengalami depresiasi, dan mengurangi inputr dari negara dengan mata uang yang menguat. Jika mata uang domestic menguat relatif terhadap mata uang asing, komposisi input dari luar negeri akan lebih diperbanyak. Fleksibilitas sourcing (permerolehan input) membuat eksposur kurs valuta asing menjadi berkurang.
            Pemindahan fasilitas produksi. Jika perushaan multinasional mempunyai beberapa pabrik di beberapa negara, tingkat produksi bisa diubah-ubah. Tingkat produksi akan ditingkatkan di pabrik di negara dengan mata uang yang melemah. Sebaliknya, jika mata uang suatu negara menguat, tingkat produksi di pabrik di negara tersebut akan diperkecil. Fleksibilitas perusahaan multinasional semacam itu memungkinkan perusahaan multinasional mengurangi eksposur kurs valuta asing, suatu hal yang tidak dipunyai oleh eksportir atau perusahaan domestic yang memproduksi barang didalam negeri saja.
            Tentunya dalam praktek strategi semacam itu mempunyai kendala atau biaya yang terkait. Pabrik yang dikurangi kapasitas produksinya akan mengakibatkan pengangguran didaerah local yang bisa menimbulkan masalah politik atau sosial. Jika pemerintah local mempunyai perlindungan pekerja yang kuat, fleksibilitas perusahaan multinasional dalam hal pemindahan lokasi pabrik menjadi berkurang. Masalah lain dalam hal pemindahan pabrik adalah berkurangnya skala ekonomi produksi. Jika perusahaan multinasional menggunakan beberapa pabrik, maka konsekuensinya setiap pabrik akan memproduksi unit yang lebih kecil dibandingkan kalau pabrik dikonsentrasikan di satu pabrik saja. Skala ekonomi yang tidak tercapai akan mengakibatkan biaya produksi per unit menjadi lebih mahal. Setiap pabrik dengan demikian, akan berproduksi dengan tingkat efisiensi yang lebih kecil. Tentunya manajer perushaan multinasional akan mempertimbangkan trade off antara manfaat (diversifikasi lokasi pabrik yang mengurangi eksposur lurs valuta asing) dan biaya (biaya politik sosial dan berkurangnya skala ekonomi).
Eksposur dan Risiko Valuta Asing
1. Eksposur valuta asing adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil aset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan kurs yang tak terantisipasi.
2. Aspek – aspek eksposur valuta asing :
- Ukuran kepekaan dari nilai mata uang domestik, artinya , eksposur merupakan gambaran dari tingkat atau derajat perubahan nilai suatu objek dalam mata uang asal karena perubahan kurs.
- Eksposur berhubungan dengan nilai mata uang domestik .
- Eksposur terdapat pada nilai sediaan (stock) dan aliran (flow).
- Eksposur hanya merujuk pada perubahan kurs yang tak terantisipasi.
- Perubahan kurs akan menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset,kewajiban atau pendapatan operasi.
3. Persamaan regresi untuk eksposur terhadap kurs dollar pounsterling dimana DSu ($/£) :
DV = bDSu ($/£) + m
DV = perubahan nilai riil dari aset,kewajiban / pendapatan.
DSu = perubahan kurs yang tak terduga.
b = koefisen regresi, kecenderungan keterkaitan DV dan DSu (eksposur valuta asing )
m = kesalahan regresi.
4. Pengukuran Eksposur :
b = $ / ($/£) = £
Contoh :
Nilai kurs dollar terhadap poundsteling mengalami perubahan secara tak terduga dari $ 1,50/£ ke $ 1,70/£ mengakibatkan nilai deposito sebesar £ 1 juta pound akan bertambah $ 200.000 , dengan asumsi m = 0 , maka akan didapat b sebagai berikut :
$ 200.000 = b.$ 0,20/£
b = $ 200.000 / $ 0,20/£ = £ 1.000.000
Hal tersebut menunjukkan bahwa eksposur / jumlah yang beresiko terhadap perubahan kurs yang tak terantisipasi adalah sebesar £ 1 juta.
5. Eksposur saat nilai mata uang lokal berubah seiring dengan perubahan kurs yang tak terantisipasi
Selain dipengaruhi oleh perubahan kurs yang tak terantisipasi , eksposur juga dapat dipengaruhi oleh inflasi yang menyebabkan perubahan nilai mata uang.
Contoh :
Nilai real estat secara sistematis meningkat dari £ 1 juta menjadi £ 1,0625 juta dan terdapat depresiasi kurs dari $1,80 / £ ke $1,60 / £ , maka :
DV = ( $1,60 / £ x £ 1,0625 juta ) – ( $1,80 / £ x £ 1 juta )
= -$ 0,10 juta
eksposur yang dihasilkan :
-$0,10 juta = b.(-$0,20 / £)
b = £ 500.000
Eksposur terhadap mata uang individual adalah sensistivitas dari nilai riil aset, kewajiban dan pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang asal , terhadap perubahan yang tak ternatisipasi dalam nilai valuta asing dari mata uang tersebut , dengan mengasumsikan bahwa tidak terdapat perubahan kurs yang tak terantisipasi dalam mata uang yang lain.
7. Risiko valuta asing diukur oleh varians dari nilai aset , atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik yang akibatkan oleh perubahan kurs yang tak terantisipasi.
8. Perubahan kurs yang terantisipasi akan terkompensasi oleh perbedaan tingkat bunga dan sebaliknya tidak ada kompensasi bagi perubahan kurs yang tak terantisipasi .
9. Paritas tingkat bunga tidak memiliki implikasi terhadap pengaruh sistematis perubahan nilai mata uang atas nilai dari suatu yang menjanjikan pendapatan bunga (tidak memiliki implikasi terhadap eksposur).
10. PPP ( Paritas daya beli ) terpengaruh oleh eksposur dan resiko valuta asing atas aset riil yang menyebabkan perubahan harga aset.
11. Jika nilai aset individuil tidak selalu berubah sebesar laju inflasi keseluruhan dari suatu negara , tetapi secara rata – rata berubah sebesar laju inflasi tersebut maka eksposur tetap nol jika PPP terpenuhi secara rata – rata.

No comments:

Post a Comment